Takkan pernah kau saksikan lagi senja ini, katamu akhirnya
Aku menunduk, kubiarkan aksaramu menumbuhkan sebait rahasia
Selama poros ini berputar, di sana yang tak bisa kita capai
Dia berdiri dan mengibarkan jingga, di sana pula yang tak kuasa kau ungkap
Tentang hujan, dan bangau-bangau kertas yang kau gantungkan di udara
Aku tersenyum
Lalu engkau lekas menjauhi tawa dalam pigura
Di sudut petang, tangan-tangan malam menjemputmu pulang
Dan aku terpaksa menikmati waktu yang tersisa
Apa kau takut? tanyaku dalam geletar
Dan engkau menguap begitu saja.
Post a Comment